Pagi itu, dengan sedikit berat hati, ku tinggalkan mereka orang-orang yang ku cintai..
yaa... untuk melaksanakan tugas,,,,(cie,,,)
sepertinya semua berjalan sesuai rencana,,,,yaa tapi rencana milik manusia, hak prerogatif milik Alloh Swt dong,,,
Kena longsor broo...(terhambat longsor maksudnya)padahal pesawat yang mo di tumpangi harus check in paling lmbat 9.30,,, kulirik jam baru 7,30. berarti masih ada waktu kurang lebih 2 jam utk chek in, dengan waktu tempuh normal 1 jam ke bandara, masih cukup waktu tentunya.
yaa... karena ini kondisi upnormal, macet mulai panjang..ditambah pengalaman pernah di tinggalkan penerbangan karena telat check in juga. ku putusakan naik ojek ke bandara ( sungguh pengalaman menurut saya mengesankan) tambah lagi cuaca dingin pagi hari. mengingat tiket yg akan hangus + harus nyampe cepet di jkt..semua jadi gak terasa.
nyampe di bandara sesuai harapan n rencana, 1 jam lagi dari jadwal keberangkatan,,gak lupa ucapan syukur tentunya,,
setelah setengah jam nunggu, eh,, ternyata travel yg tadi saya tumpangi nongol juga di bandara setengah jam dari keberangkatan, masih ada waktu utk check in...
menyesal,,?? tapi.. gak lah, karena saya telah ngambil keputusan dengan pertimbangan. dan tidak ada jaminan juga kalau saya tetap di travel pasti gak terlambat,,,
barangkali anda juga pernah mengalaminya dengan kejadian yang berbeda,,,
Jangan pernah menyesali keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan...
kalu pun toh keputusan tidak tepat..anda telah berbuat maksimal..
tapi pasti ada hikmahnya,,, setiap kejadian di setiap denyut kehidupan,,, bagaimana kita memaknai nya...
Senin, 28 Juni 2010
Minggu, 13 Juni 2010
Dinda Dimana ( by : Katon Bagaskara )
Dinda Di Manakah Kau Berada
Rindu aku Ingin Jumpa
Meski Lewat Nada
Kau Dengarkan Segenap Rasa Tertumpah
Mengalun Dalam Gitaku
Ngelangutkan Jiwa
Melangkah Dari Bayangan
Kala aku Pulang
Terkenang Kisah Kita Bersama
Mengingat Jalan Yang Panjang
Pernah Kita Tempuh
Namun Badai Memisahkan
Dinda Di Manakah Kau Berada
Rindu aku Ingin Jumpa
Meski Lewat Nada
Kau Dengarkan Segenap Rasa Tertumpah
Mengalun Dalam Gitaku
Ngelangutkan Jiwa
Berkhayal Tentang Dirimu
Telahkah Berubah
Sekian Waktu Jauh Dariku
Mereka-reka Rencana
Apa Kan Kita Buat
Bila Ada Perjumpaan
Dinda Di Manakah Kau Berada
Biar Kita Isi Malam
Menangis Tertawa
dan Sampaikan Kepada Langit dan Bintang
Sebentuk Cinta Yang Ada
kantetap terjaga..
Rindu aku Ingin Jumpa
Meski Lewat Nada
Kau Dengarkan Segenap Rasa Tertumpah
Mengalun Dalam Gitaku
Ngelangutkan Jiwa
Melangkah Dari Bayangan
Kala aku Pulang
Terkenang Kisah Kita Bersama
Mengingat Jalan Yang Panjang
Pernah Kita Tempuh
Namun Badai Memisahkan
Dinda Di Manakah Kau Berada
Rindu aku Ingin Jumpa
Meski Lewat Nada
Kau Dengarkan Segenap Rasa Tertumpah
Mengalun Dalam Gitaku
Ngelangutkan Jiwa
Berkhayal Tentang Dirimu
Telahkah Berubah
Sekian Waktu Jauh Dariku
Mereka-reka Rencana
Apa Kan Kita Buat
Bila Ada Perjumpaan
Dinda Di Manakah Kau Berada
Biar Kita Isi Malam
Menangis Tertawa
dan Sampaikan Kepada Langit dan Bintang
Sebentuk Cinta Yang Ada
kantetap terjaga..
Senin, 12 April 2010
Golongan Yang Benar Hanya Satu
‘Abdullah bin Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu berkata, ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah menggambarkan sebuah garis lurus kepada kami, lalu bersabda, ’Ini adalah jalan Alloh’. Kemudian beliau membuat beberapa garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ’Ini adalah jalan-jalan (yang banyak), pada setiap jalan ada syaitan yang mengajak kepadanya’. Kemudian beliau membaca ayat yang artinya, Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya…’” (Q.S. Al-An’aam: 153)
Teks hadits ini menunjukkan bahwa jalan kebenaran hanya satu. Dan persatuan adalah sumber kekuatan kaum muslimin yang dengan itulah mereka menjadi golongan yang menang. Lalu siapakah golongan yang menang itu? Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan barangsiapa mengambil Alloh, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut [agama] Alloh itulah yang pasti menang.” (Q.S. Al Maa-idah: 56)<
Ayat ini secara gamblang menerangkan bahwa golongan yang mendapat jaminan kemenangan hanyalah yang berpegang teguh pada ajaran Alloh dan Rosul-Nya, bukan ajaran Karl Marx, Lenin, atau yang lainnya. Ini adalah pondasi dasar yang harus diketahui. Dengan demikian, tidaklah pantas bagi kita menerima begitu saja ‘ajaran orang’ tanpa menimbang terlebih dahulu apakah bertentangan dengan syari’at atau tidak. Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa kemenangan akan diraih apabila kita saling tolong-menolong, bukan dengan berpecah belah.
Karena perpecahan bukanlah rahmat, tetapi justru penyebab datangnya adzab/siksa Alloh, sebagaimana firman Alloh Ta’ala yang artinya, ”Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (Q.S. Ali Imran: 105)
Dan sebaliknya, salah satu nikmat Alloh adalah persatuan hati kita, sebagaimana firman Alloh yang artinya, ”Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali [agama] Alloh, dan janganlah bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Alloh, jadilah kamu orang-orang yang bersaudara…” (Q.S. Ali Imran:
Dikutip dari tulisan : Abu Muhammad indrajati
Teks hadits ini menunjukkan bahwa jalan kebenaran hanya satu. Dan persatuan adalah sumber kekuatan kaum muslimin yang dengan itulah mereka menjadi golongan yang menang. Lalu siapakah golongan yang menang itu? Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan barangsiapa mengambil Alloh, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut [agama] Alloh itulah yang pasti menang.” (Q.S. Al Maa-idah: 56)<
Ayat ini secara gamblang menerangkan bahwa golongan yang mendapat jaminan kemenangan hanyalah yang berpegang teguh pada ajaran Alloh dan Rosul-Nya, bukan ajaran Karl Marx, Lenin, atau yang lainnya. Ini adalah pondasi dasar yang harus diketahui. Dengan demikian, tidaklah pantas bagi kita menerima begitu saja ‘ajaran orang’ tanpa menimbang terlebih dahulu apakah bertentangan dengan syari’at atau tidak. Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa kemenangan akan diraih apabila kita saling tolong-menolong, bukan dengan berpecah belah.
Karena perpecahan bukanlah rahmat, tetapi justru penyebab datangnya adzab/siksa Alloh, sebagaimana firman Alloh Ta’ala yang artinya, ”Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (Q.S. Ali Imran: 105)
Dan sebaliknya, salah satu nikmat Alloh adalah persatuan hati kita, sebagaimana firman Alloh yang artinya, ”Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali [agama] Alloh, dan janganlah bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Alloh, jadilah kamu orang-orang yang bersaudara…” (Q.S. Ali Imran:
Dikutip dari tulisan : Abu Muhammad indrajati
Langganan:
Postingan (Atom)